CENGKIR. " Terus berinovasi............ " kata salah satu peserta pelatihan PPK. Pelatihan Pembuatan Batik Ecoprint dari bahan dau-daunan oleh Tim PKK Desa Cengkir di pendopo balaidesa Desa Cengkir Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro pada hari Kamis, 31 Oktober 2022, Pelatihan ini diharapkan dapat membantu dalam hal pembuatan pengembangan ekonomi kreatif warga desa sebabagi sumber ekonomi tambahan.
Sesuai namanya ecoprint dari kata eco asal kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak, batik ini dibuat dengan cara mencetak dengan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitar sebagai kain, pewarna, maupun pembuat pola motif. Bahan yang digunakan berupa dedaunan, bunga, batang bahkan ranting. Tidak seperti batik tulis atau cap yang pada tahap tertentu menggunakan bahan kimia, ecoprint menggunakan unsur-unsur alami tanpa bahan sintetis atau kimia. Karena itulah batik ini sangat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran air, tanah atau udara.
Langkah pembuatan ecoprint diawali dengan pengolahan kain atau mordanting yaitu perendaman kain menggunakan air tawas selama tiga hari. Sisa air tawas tidak dibuang begitu saja tetapi bisa dimanfaatkan untuk membersihkan kamar mandi. Proses mordanting ini untuk mempertahankan warna bahan atau kain dan membuka pori-pori agar motif tercetak dengan sempurna.
Selanjutnya proses pencetakan dengan cara merentangkan kain setengah basah kemudian daun yang telah dipilih, ditata sedemikian rupa kemudian dipukul pukul dengan palu atau batu. Kekuatan dalam memukul harus dikendalikan agar daun tidak hancur dan warna meresap dengan baik pada kain.
Kemudian kain digulung pada kayu dengan mempertahankan posisi daun agar tidak bergeser. Setelah itu diikat kencang. Tahapan selanjutnya adalah pengukusan selama 2 jam. Pengukusan ini bertujuan agar warna dasar daun keluar.
Setelah proses pengukusan selaesai, kain dibiarkan selama 3 hari, kemudian kain dibuka, dibersihkan dari sisa-sisa daun yang menempel di kain, maka motif sudah tercetak di kain.
Proses terakhir adalah fiksasi dilakukan dengan merendam kain dengan air tawas dengan tujuan mengikat motif dan warna agar tidak luntur. Setelah itu kain dicuci menggunkan lerak dan dijemur di terik matahari.
Dengan begituseringnya warga masyarakat diberikan bekal pelatihan diharapkan, masayarakat semakin mahir dan semakin lebih termotivasi lagi untuk mengembangkan inovasi batik ecoprint ini sebagai wadah iolmu dan juga sumber ekonomi tambahan dalam keluarga. Aamin